Ponorogo
daerah kabupaten yang berada di jawa timur dan lokasinya dekat dengan
perbatasan jawa tengah – jawa timur dikenal dengan reoknya. Ada yang gak tau
tentang reok? Saya rasa semua mengenal reok Ponorogo. Tari budaya yang sempat
mau di klaim oleh negara tetangga yaitu Malaysia. Akibat sengketa hak paten
tersebut kota ponorogo menjadi sorotan banyak media, sehingga reok Ponorogo
saya rasa sudah bukan halyang asing buat kita sebagai warga Indonesia dan
mencintai Budaya Indonesi.
14
Juli 2017 saya berkesempatan untuk mengunjungi kota Ponorogo, kota reog. Ini
pertama kalinya saya datang untuk beberapa hari di Ponorogo, karena dapat
undangan dari salah satu teman dekat yang akan melaksanakan pernikahan di
Ponorogo. Sebagai teman yang baik, sudah selayaknya meluangkan waktu untuk di
hari spesialnya. :D
#Jalur
seram Jogja-Ponorogo
Pukul
19.00 tanggal 14 Juli 2017 saya mencoba menghubungi teman-temen yang masuk
dalam daftar list untuk konfirmasi keikutsertaan mereka untuk ke ponorogo.
Awalnya sekitar empat orang yang mengkonfirmasi dan berujung lumayan sih dua
orang sama temen saya yang punya mobil, :\.
Nekatlah
kami berdua berlayar mengarungi jalan menuju negri jawa timur. Kami telah
membelah beberapa kabupaten, puluhan kecamatan, dan puluhan kelurahan untuk
mencapai ponorogo.
Hanya
bermodal google map, walaupun terkadang google map sering tega dengan
penggunanya. Melewati jalur yang muter-muter entah kemana.
Jalur
Jogja – Ponorogo terdapat tiga rute, atas, tengah dan bawah. Kami bingung lewat
mana yang tercepat dengan harapan kita bisa kebagian moment ijab qobul sahabat
kami. Karena kami orangnya adil kami pilih jalur tengah, agar tidak ada
kecemburuan antara jalan atas dan jalan bawah.
Alright,
lanjut jam 23.00 kita mulai perjalanan, gilak gak? Sama-sama baru pertama kali,
gak tau situasi kondisi jalur, main hantam saja.
Finnaly
yes, kita melewati jalur yang naik gunung, turun gunung, lewati sawah dan
jembatan. Tiada kendaraan dijalan itu, hanya ada mobil kami yang melalui jalur
itu.
Jiwa
petualang kami semasa kuliah membara kembali, melihat keluar jendela, menikmati
sawah dan bintang yang kala itu cuaca sangat cerah. Walaupun terkadang dalam
benak saya berfikir, bagaimana kalau ada begal, bagaimana kalau dilempar batu,
sedangkan kami dengan asiknya merokok sambil membuka jedela. Kebayang sakitnya
kalau ada orang iseng lempar batu ke arah kita.
Perjalanan
terasa sangat lama, bosan, grusa grusu, mata ngantuk tapi harus nemenin temen
yang lagi nyetir. Rasanya seperti berada di pedesaan terpencil yang rindu akan
indomaret atau alfamart. Gps selalu saya pantau, seberapa jauh lagi kita masuk
ke jalur utama/jalan besar. Sudah rindu akan minimarket.
5.30
kitapun belum sampai kejalan besar, hingga matahari terbit menyogsong mata yang
belum tidur, atau sering disebut serangan fajar. Mata perih, ngantuk bercampur
kebelet pipis.
Tepat
pukul 07.00 kami menemukan jalan besar, jalan utama yang saya rindukan
sepanjang perjalanan ke Ponorogo. Mampir sejenak ke pombensin untuk merehatkan
badan, ke kanan ke kiri dan pertanya kepada warga lokal. Berapa jauh lagi
menuju Ponorogo? Dua jam lagi !!
whatttttt the !! are you killing me? Sudah gak betah rasanya dijalan. Gak biasanya
seperti ini, mual dalam perjalanan, karena waktu kecil saya sudah biasa dilatih
bepergian jauh mengikuti orang tua. Pernah saya perjalanan tiga hari dua malam
menuju sumatra dan saya gak mual sama sekali. I love every my journey but it’s
not.
Akhirnya
sampai di Ponorogo kita langsung cari hotel, kami memilih Amaris hotel
ponorogo, letaknya tepat dipusat kota dan diatas mall nya Ponorogo. Awalanya mau
pesan melalui traveloka namun kami ragu bisa early check in atau gak, giliran
udah booking ternyata gak bisa early check in sayang banget. Badan sudah rindu
kasur, rasanya sudah pengen jatuh di atas kasur. Cek cek di google, dan cek ke
website amaris hotel ponorogo ternyata harga antara traveloka dan rate harga
langsung pesan di hotel gak jauh beda. Hanya beda 10rb. Dengan pertimbangan
lebih aman langsung pesan ditempat gak melalui traveloka.
Tibanya
di Amaris hotel Ponorogo, ternyata kita bisa early check in. Oh my god sungguh
surga dunia yang dirasa. Sampai dikamar loncat kekasur dan tik...tok..tik..tok
ZZzzzzzz....
![]() |
viewnya haha |
Temen
saya yang awalnya ngajak ke gedung untuk melihat sejarah ucapan “SAH” ahirnya
menyerah dan ikut tertidur. Awalnya dia ngajak sayapun dengan berat hati harus
menolak, karena saya sangat sayang dengan badan saya dan masih ada waktu untuk
datang ke resepsi jam 11.00.
Jam
11.00 kami bangun bersiap-siap kegedung, dengan mata masih setengah tiang,
kira-kira 80% kesadaran. Anda yeah congratulation my friend
Sehabis
dari resepsi, sayang rasanya harus bergegas ke Jogja, ubah rencana untuk pulang
besoknya dan menikmati wisata Ponorogo. Saya coba hubungi teman kampus yang
asli ponorogo dan dia adalah ex duta wisata Ponorogo. Rasanya tepat sekali, dia
tau tempat-tempat yang oke punya di Ponorogo.
Oh
ya anyway dia juga menceritakan tentang sejarang Ponorogo dan Reog Ponorogo,
tapi saya lupa semua. Hanya yang saya ingan mengapa reog itu bentuknya seperti
itu. Jawabannya reog merupakan gabungan singa dan burung apa ya lupa saya,
pokoknya buntutnya bermekar setengah lingkaran. Sejarahnya dulu ada seekor
macan yang sering dihinggapi oleh burung tersebut. Sehingga jadilah reog
seperti yang kita lihat saat ini.
Oke
trip pertama :
- Telaga Ngebel
Tempat
ini cozy banget buat nyoro, ditemenin kopi hitam dan enaknya gorengan nangka
yanh dijual diwarung-warung dipinggir telaga ngebel. Lokasinya naik keatas dan
merupakan dataran tinggi juga. Hawanya dingin banget diatas. Tapi kalau sudah
sampai kota Ponorogo panas. Wajib ni kamu datang kesini, enaknya sih sore. Kamu
bisa naik kapal keliling telaga ataupun menantang keberanian naik speedboat
- . Wisata kuliner sate ayam Haji Tukri Sobikun
FYI
dikampung ini mereka pada jual sate, namun yang legenda yaitu pak haji Tukri
kata orang sini sih masterpiece nya sate di Ponorogo.
Saya
kurang suka dengan satenya karena saya gak suka sate pakai sambel kacang. Lebih
suka sate sambel kecap campung cabe dan diiris bawang.
Walaupun
sate ini pedes tapi tetep gak cocok dilidah saya. Anyway satu porsi itu buanyak
banget. Saya ampe gak abis.
Dan
juga tempat ini banyak didatangi oleh pejabat-pejabat bahkan pak presiden
Jokowi juag pernah makan disini. Para seniman, aktor, public figure. Kalau kamu
datang kesini pasti melihat foto-foto public figure yang pernah datang kesini.
- . Coffee shop (lupa namanya)
Saya
memang lupa cafe apa namanya, tapi tempatnya gak kalah lho dengan yang dikota. Dengan
konsep industrial dipadu dengan tumbuhan indoor membuat kesan yang nyaman dan
betah berlamaan disini. Cuman sayang coffee latte nya kurang pas dilidah saya. Mungkin
menu lain enak.
Karena
hanya satu hari selama di Ponorogo, hanya tiga tempat yang bisa kami kunjungi,
but so far seru, reuni tipis-tipis sambil piknik.
“Bagi
saya bukan sejauh mana kita pergi tapi dengan siapa kita pergi”
Thank
you Ponorogo dan seisinya your inside in my history.
Sayang
belum bisa liat penampilan reog L
Selanjutnya
Madiun, penasaran dengan suasana dan kuliner di Madiun. Sabar ya J
Sponsor by https://sewamotordijogja.id/
Sponsor by https://sewamotordijogja.id/
Comments
Post a Comment